Mahasiswa
cenderung menyukai sesuatu yang cepat dan multi
tasking. Begitu pula dengan caranya mendapatkan informasi. Hadirnya
internet, cepat tapi pasti menggeser keberadaan media cetak, koran, misalnya. Internet
menawarkan paket yang lengkap, alih-alih mendapatkan informasi, kita juga dapat
bersosialisasi di sosial media.
Kemungkinan
beralihnya mahasiswa dari membaca koran adalah karena ketersediaan e-paper. Bisa jadi para mahasiswa sudah
menyadari pentingnya aksi “Save Earth”,
dalam konteks ini, mengurangi penggunaan kertas, termasuk koran.
Selain
itu, rendahnya minat baca dan rasa keingintahuan akan informasi membuat
mahasiswa jarang membaca koran. Bahkan, hanya melihat memegang koran saja sudah
dibilang rajinlah. Menurut saya, ini salah satu indikasi bahwa membaca koran
bisa dibilang sudah menjadi aktifitas yang eksklusif. Membaca koran lebih
diidentikan dengan aktifitas senggang bapak-bapak sembari minum kopi, walaupun
tidak sepenuhnya benar.
Saya
sendiri, walau sangat jarang, menyempatkan satu-dua kali membeli koran. Untungnya,
perpustakaan kampus menyediakan koran, sehingga memudahkan mahasiswa. Menurut
saya, membaca koran penting bagi mahasiswa. Selain untuk menambah pengetahuan,
membaca koran juga bisa menjadi sarana untuk menuliskan opini di rubrik yang
disediakan.
*Opini pribadi saya yang dikirimkan ke Redaksi Kompas Kampus untuk rubrik “Argumentasi!” Kompas Kampus edisi pekan depan.
Tulisan ini sekaligus tulisan pertama saya yang dikirim ke surat kabar. Bismillah…
Semoga berkesan dan menyusul tulisan lain yaa... Amiin…
0 komentar:
Posting Komentar