Minggu, 01 Maret 2015

Menilik Dunia Pers di Monumen Pers Nasional Solo

Selesai berkeliling ke Taman Sriwedari, Monumen Pers Nasional Solo jadi tujuan kita selanjutnya. 

Oke, sekelumit informasi dibawah ini mungkin sedikit boring, tapi ijinkan saya ngasi info buat kamu-kamu yang kepo ato ada niat buat berkunjung kesini. Informasi ini saya comot dari brosur "Profil Monumen Pers Nasional 2014" yang dikasi gratis buat pengunjung.


Btw brosurnya niat lho ini... berbentuk pop up brosur, dicetak di kertas tebel yang kalo dibuka membentuk Monumen Pers Nasional tampak luar. 



ini dia brosurnya



Sejarahnya


Awalnya gedung ini adalah balai pertemuan milik kerabat Mangkunegaran yang dibangun atas prakarsa KGPAA Sri Mangkunegoro VII di taun 1918 (udah tua ya, tapi dalemnya engga serem kok). Gedung sociteit ini lalu dinamai Sasana Soeka. Gedung Monumen Pers Nasional jadi saksi lahirnya ide-ide besar di panggung pers nasional, macem :

  • Di gedung ini radio pertama kaum pribumi lahir, yaitu Soloche Radio Vereeniging (SRV).
  • Tahun 9 Februari 1946 dilaksanakan Konferensi Wartawan Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang melahirkan Persatuan Wartawan Indonesia, (organisasi kewartawanan pertama di Indonesia).
  • Tanggal 9 Februari kini diperingati sebagai hari pers Nasional.
  • Gedung ini lalu dijadikan Monumen Pers Nasional buat memperingati peristiwa pers bersejarah.
  • Pada peringatan dasawarsa PWI, 9 Februari 1956 dicetuskan ide pendirian Yayasan Museum Pers Nasional Indonesia.
  • 9 Februari 1971, Menteri Penerangan, Budiarjo, menyatakan pendirian Museum Pers Nasional.
  • 1973 nama Museum Pers Nasional diubah menjadi Monumen Pers Nasional atas usul PWI Cabang Surakarta.
  • Berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tk. 1 Jawa Tengah, tanggal 31 Desember 1977 atas tanah dan gedung diserahkan pada Panitia Pembangunan Monumen Pers Nasional dibawah Departemen Menteri Penerangan RI.
  • Atas prakarsa Menteri Penerangan, Ali Moertopo, yang mendapat dukungan dari Asosiasi Improtir Film Kelompok Eropa-Amerika, terwujudlah gedung Monumen Pers Nasional.
  • Presiden Soeharto meresmikan gedung Sasana Soeka menjadi Monumen Pers Nasional pada 9 Februari 1978 ditandai dengan ditandatanganinya prasasti.
Bener-bener sarat peristiwa penting ya, disini...


Lalu kegiatan apa aja yang ada di Monumen Pers Nasional ini?

liat-liat koran digital sambil mengitari museum. selfie ato groupfie juga boleh buat yang gak mau ketinggalan eksis. Didalem ada bapak pemandu kalo mau tau lebih dalem tentang Museum dan isinya. 

Selain itu?
  • Digitalisasi (dicetak seperti poster) koleksi media cetak oleh petugas 
Di Monumen Pers Nasional koleksi koran-koran lama jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia sudah didigitalisasi. karena dipajang disekeliling museum, jadi berasa kaya di galeri. 
  • mau internetan gratis? kunjungi Media Centernya 
  • Papan baca
  • Perpustakaan 
Koleksi buku 12000 eksemplar, keanggotaan terbuka buat umum. Perpustakaan Monumen Pers Nasional ini buka tiap hari, kecuali hari libur nasional. 
  • Dokumentasi
ada lebih dari satu juta eksemplar bukti terbit media cetak dari seluruh Indonesia. Bukti ini terbentang sejak jaman penjajahan Belanda sampe sekarang. Bukti terbit itu berupa surat kabar, majalah, dan buletin pers yang ditata berdasarkan taun terbit dan pener-bitnya. Di ruang dokumentasi ini dilengkapi monitor layar sentuh untuk membaca koleksi bukti terbit yang udah didigitalisasi.
  • Riset dan kunjungan ilmiah
Untuk keperluan ini, buat siapapun yang mau ngadain penelitian ilmiah, bisa. tapi harus pake surat permohonan yang berisi nama instansi/ lembaga, hari, tanggal kunjungan, dan jumlah pengunjung ya...
  • Mobil internet
Gratis. Yaitu Mobil Pelayanan Internet Kecamatan (MPLIK) yang difasilitasi oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika yang didalemnya ada fasilitas 6 leptop siap akses.
  • Pameran 
Biasanya dilakukan teratur bertepatan dengan hari besar nasional terkait pers atau hari kebangkitan nasional, hari kemerdekaan RI, hari sumpah Pemuda, dll.
  • Seminar
Terkait dengan tema pers, komunikasi, dan informasi


Catetan 


Bentuk bangunannya unik. selain seperti candi, materialnya juga seperti material untuk membangun candi. terletak di pojok perempatan besar, Monumen Pers Nasional ini jadi pemandangan yang menarik. 

Koran lawas berbahasa Belanda ada juga disini.

Untuk mengenang para pejuang pers, mereka diabadikan dalam bentuk patung. 

Masuk ke Monumen Pers Nasional ini ga dikenai biaya. 

Sekian laporan dari Monumen Pers Nasionalnya.
ciao! :D





0 komentar:

Posting Komentar